Tentang Situs Batujaya - Budaya Buni

Jumat, 19 Maret 2010

Dari Blog tetangga (http://tapakarkeologi.blogspot.com)
=========================

Penelitian arkeologi di situs Batujaya, yakni sebuah komplek percandian yang bersifat Buddhistik di daerah Karawang ternyata mengharuskan kami (arkeolog) melihat kembali penelitian terhadap budaya Komplek tembikar Buni yang pernah populer sekitar tahun 1960-an. Ketika itu para arkeolog dari Pusat Penelitian Arkeologi Nasional yang dimotori oleh R.P.Soejono dan Sutayasa harus berlomba dengan para penggali liar yang bertujuan mencari emas dari kubur-kubur prasejarah di wilayah pantai utara Jawa. Pada awalnya temuan kubur-kubur prasejarah ini ditemukan di desa Buni (Bekasi) dan kemudian daerah perkembangannya ditemukan meluas ke arah timur di daerah sungai Citarum dan sungai Bekasi hingga Ciparage di Cilamaya. Istilah komplek tembikar buni ini muncul; ketika adanya persamaan corak hiasan dari fragmen tembikar yang ditemukan di beberapa tempat antara Bekasi dan Cikampek. Beberapa situs Buni yang pernah diteliti antara lain di Buni, Kedungringin, Cabangbungin dan Bulaktemu di Bekasi, Batujaya, Kobak Kendal, Cilebar Babakan Pedes di daerah Rengas Dengklok.

Namun demikian baru pada tahun 2005 sampai sekaranglah manusia pendukung budaya Buni ini berhasil diungkap lebih jauh. Ya sebuah komplek kubur periode prasejarah atau tepatnya periode protosejarah (sekitar abad 1 sm -2 masehi ) berhasil ditemukan di situs Batujaya. Di situs ini tidak kurang 10 individu berhasil ditemukan kembali meskipun beberapa diantaranya ada indikasi pernah digali secara liar (mungkin sisa penggalian tahun 60-an). Berikut beberapa foto yang dapat dilihat betapa mereka sebenarnya merupakan satu masyarakat yang telah memiliki teknologi yang cukup memadai untuk mengelola lingkungannya pada masa itu.

Temuan kerangka manusia Buni yang berdempetan dengan pondasi bangunan di candi batujaya.

Temuan tengkorak manusia di bawah pondasi bangunan candi

Temuan kerangka tanpa kepala dengan bekal kubur diantaranya masih memakai gelang emas dan memegang senjata/ golok


Temuan kerangka jejer dua individu dengan bekal kubur berupa wadah wadah tembikar berbagai bentuk.


Lalu siapakah mereka ? menurut Harry Widi, Arkeolog senior di Museum Sangiran menyebutkan bahwa mereka berasal dari jenis ras Mongolid. beberapa dari Mereka menunjukkan struktur tengkorak yang tebal dengan tekstur yang keras. Proses fosilisasi telah bermula dengan masuknya mineral silika pada tekstur tulang, akan tetapi masih dalam tahap awal. Banyaknya mineral silika ini mungkin disebabkan oleh lokasi temuan rangka yang berada dalam lingkungan berpasir.

Dimanakah Sejarah Kota Cikampek ???

Rabu, 17 Maret 2010


Sudah berapa tahun kita tinggal di Cikampek? lahir dan dibesarkan di Cikampek ? bahkan ada juga yang akhir hayatnya di Cikampek, bukan?.

Bagi sebagian kita, pernah mengalami hidup di Cikampek pada Era 70-an, 80-an, 90-an, dimana terasa sekali perkembangan kota Cikampek ini, Mall Cikampek dulu tahun 90-an masihlah hamparan sawah, pusat pertokoan masih terpusat di sekitar area pasar, makam pahlawan masih belum menjadi masjid .. dan masih banyak lagi hal lainnya.

Data terakhir yang diperoleh melalui Wikipedia, http://id.wikipedia.org/wiki/Cikampek,_Karawang populasi penduduk cikampek adalah k.l. 300.000 jiwa, dengan kepadatan penduduk 50 jiwa / km persegi. Namun jika melihat pada perkembangan yang ada, baik kawasan industri, perumahan - perumahan, pergerakan ekonomi yang semakin pesat, rasanya sudah melampaui dari angka tersebut.

Tetapi, masih ada yang kurang dari semua perkembangan itu ... masyarakat, generasi ke generasi, jika ditanya bagaimana sejarah kota Cikampek .. maka semua akan menggeleng tidak tahu dan atau hanya tahu sedikit saja.

Apakah kita tidak ingin tahu, bagaimana Cikampek dulunya? saat jaman kerajaan Pajajaran? jaman kerajaan Kalingga ? Masuknya Islam, dan penyerbuan Mataram ke Batavia tentu melalui Cikampek bukan? tokoh-tokoh yang tersangkut dengan Cikampek ... bentuk Cikampek saat dulu itu, apakah sebuah dusun kecil, sebuah hutan, atau sebuah komplek situs kerajaan? dan lain - lain.

Belum lagi pada masa kemerdekaan, dimana BKR ( dibentuk pada 23 Agustus 1945) dan dipimpin Mayor Daan Mogot (saat itu berusia 16 tahun) membentuk Resimen Cikampek yang dikomandani oleh : Sadikin, Darsono, yang menunjukkan betapa pentingnya Cikampek pada masa perjuangan.
Beberapa generasi tua masyarakat Cikampek yang hidup di era 45-an tinggal sedikit, baik kakek - nenek maupun orangtua, alangkah baiknya jika kita mulai mengumpulkan sedikit demi sedikit riwayat cikampek dari mereka-mereka.


Dengan semakin banyaknya alumni SMAN Cikampek dan sekolah-sekolah lain di kota ini, masyarakat terpelajar yang notabene asli urang Cikampek... adalah merupakan sebuah kearifan untuk mendorong pemerintah daerah Kecamatan Cikampek khususnya dan Kabupaten Karawang pada umumnya, untuk mulai menggali sejarah, artifak yang ada di Cikampek, membangun perpustakaan umum dan museum pengarsipan sejarah, baik berupa naskah - naskah, foto-foto, kliping surat kabar tempo dulu, benda bersejarah serta pendataan tempat-tempat bersejarah.

Karena dengan terkumpulnya dan terpeliharanya sejarah itu, maka jati diri Cikampek akan semakin jelas terpatri di diri semua generasi dan masyarakat yang hidup / pernah dibesarkan di Cikampek.

Bukankah sangat baik jika sejarah Cikampek dikumpulkan, disebarkan dan dipelihara oleh anak cucu keturunan dari masyarakat Cikampek sendiri?

Saran dan masukan serta dukungan sangat diharapkan dari para sesepuh Cikampek.